Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Putusan Mengakhiri Liga Prancis Dikritik, L'Equipe: Seperti Idiot

Reporter

Editor

Nurdin Saleh

image-gnews
Pemain Paris St Germain melakukan selebrasi setelah berhasil mengalahkan Dortmund dalam pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Parc des Princes, Paris, 12 Maret 2020. UEFA Pool/Handout via REUTERS
Pemain Paris St Germain melakukan selebrasi setelah berhasil mengalahkan Dortmund dalam pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Parc des Princes, Paris, 12 Maret 2020. UEFA Pool/Handout via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Prancis adalah tanah juara dunia, tetapi apakah ini benar-benar negara sepak bola? Itulah pertanyaan yang diajukan beberapa orang di negara itu ketika Liga Prancis (Ligue 1) sudah diakhiri dan negara Eropa lain berupaya menggulirkan kembali kompetisi itu setelah penutupan akibat virus corona.

Debat telah berkecamuk sejak liga Prancis memutuskan untuk mengakhiri musim sebelum waktunya pada akhir April lalu dengan 10 putaran pertandingan yang tidak dimainkan. Sementara, dua pekan telah berlalu sejak Bundesliga Jerman dimulai kembali. Liga Inggris, La Liga Spanyol, dan Liga Italia tengah bersiap memulai kembali.

"Seperti idiot" demikian judul berita utama di depan L'Equipe pada hari Jumat, seperti dilansir AFP, ketika harian olahraga itu mempertanyakan mengapa keputusan terburu-buru dibuat oleh liga (LFP) untuk mengakhiri musim.

Pengumuman LFP pada saat itu didasarkan pada pernyataan Perdana Menteri Perancis Edouard Philippe bahwa musim "tidak dapat dimulai kembali" ketika pandemi merebak pada akhir April.

Namun, Prancis telah secara teratur mengurangi pengunciannya dalam beberapa pekan terakhir dan Philippe menyatakan pada Kamis bahwa olahraga tim dapat dimulai kembali setelah 21 Juni.

"Kita akan menjadi satu-satunya negara sepak bola terbesar di Eropa yang tetap pada keputusan ini dan tidak mengkondisikannya pada evolusi pandemi dan pelonggaran kuncian," tulis Vincent Duluc di L'Equipe

Prancis secara resmi mencatat hampir 29.000 kematian akibat COVID-19, jauh lebih banyak dari Jerman tetapi lebih sedikit dari Italia atau Inggris dan lebih sedikit dari Spanyol per kepala populasi.

Prancis bukan satu-satunya negara sepak bola Eropa yang mengakhiri musimnya, dengan Belanda membatalkan kampanye secara keseluruhan.

Paris Saint-Germain dinobatkan sebagai juara untuk tahun ketiga berturut-turut. Amiens dan Toulouse terdegradasi dan klub-klub tersebut telah mengajukan langkah hukum.

Namun, suara utama yang menentang penutupan awal adalah Jean-Michel Aulas, presiden Lyon. Mereka urutan ketujuh ketika musim berhenti pada pertengahan Maret dan karenanya gagal lolos kualifikasi Eropa.

Baik mereka maupun PSG sekarang tidak akan memiliki pertandingan kompetitif sebelum Liga Champions - di mana keduanya masih terlibat - diperkirakan akan dimulai kembali pada bulan Agustus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Saya sepenuhnya yakin bahwa apa yang terjadi bukan untuk kebaikan klub atau sepak bola Prancis secara keseluruhan," kata Aulas kepada Le Parisien.

Argumen utamanya adalah ekonomi. Sebelumnya pada bulan Mei liga mengatakan harus mengeluarkan pinjaman yang dijamin pemerintah sekitar 225 juta euro untuk mengatasi klub-klub yang terkena dampak hilangnya pendapatan dari penyiaran karena begitu banyak pertandingan yang belum dimainkan.

Sementara tim nasional Prancis memenangkan Piala Dunia untuk kedua kalinya pada tahun 2018, sebagian besar pemain terkemuka bercita-cita untuk bermain di luar negeri dan perdebatan yang sedang berlangsung menimbulkan pertanyaan tidak nyaman tentang apakah liga domestiknya benar-benar termasuk dalam kategori yang sama dengan para pesaingnya.

Ketika berbicara tentang liga 'Lima Besar' Eropa, Ligue 1 berada di posisi kelima dalam hal pendapatan.

Kebutuhan untuk melindungi kesepakatan TV baru yang lebih menguntungkan yang akan dimulai pada musim depan - dengan tidak membiarkan musim ini berlarut-larut hingga akhir Agustus - telah dikutip sebagai salah satu argumen yang mendukung keputusan untuk berhenti.

PSG dan Lyon adalah satu-satunya klub Prancis dalam urutan 30 teratas klub dengan penghasilan terbesar versi Deloitte.

Hanya ada satu pemenang Perancis - Marseille pada 1993 - dalam sejarah 65 tahun Piala Eropa. Itu sebanyak Rumania, Skotlandia, dan bekas Yugoslavia serta Aston Villa.

Sementara negara-negara lain yang telah dihantam lebih keras oleh pandemi ini menemukan cara untuk memulai kembali musim sepak bola dengan mempromosikan argumen tentang signifikansi ekonomi dan budaya permainan, di Prancis ada perasaan bahwa itu tidak masalah.

"Negara-negara lain telah mengadakan pertemuan antar-administrasi dengan perwakilan penting dari klub profesional, dan mereka memulai kembali," kata seorang eksekutif Ligue 1.

"Di Prancis tidak ada pertemuan itu. Dari jauh, Anda bisa menyimpulkan bahwa negara tidak benar-benar tertarik dengan sepak bola."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.


Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?


Hasil Liga Prancis: AS Monaco Kalah, PSG Menjadi Juara

6 hari lalu

Pemian Paris St Germain Ousmane Dembele melakukan selebrasi bersama Fabian Ruiz dan Kylian Mbappe. REUTERS/Stephanie Lecocq
Hasil Liga Prancis: AS Monaco Kalah, PSG Menjadi Juara

Paris Saint-Germain (PSG) dipastikan menjadi juara Liga Prancis 2023/2024 setelah pesaing terdekat mereka, AS Monaco, kalah.


Klasemen Liga Prancis: PSG Ditahan Le Havre, Masih Mungkin Menjadi Juara Minggu Malam Ini

7 hari lalu

Pemian Paris St Germain Ousmane Dembele, Fabian Ruiz, dan Kylian Mbappe. REUTERS/Stephanie Lecocq
Klasemen Liga Prancis: PSG Ditahan Le Havre, Masih Mungkin Menjadi Juara Minggu Malam Ini

Paris Saint-Germain (PSG) kembali harus menunda perayaan juara Liga Prancis 2023/24 setelah bermain 3-3 saat menjamu Le Havre pada pekan ke-31.


Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, menghadirkan anggota DPRD Labuhan Batu, Yusrial Suprianto Pasaribu dan pihak swasta Wahyu Ramdhani Siregar, resmi memakai rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 26 Januari 2024. KPK resmi meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan melakukan penahnan secara paksa selama 20 hari pertama terhadap dua orang tersangka baru Yusrial Suprianto Pasaribu dan Wahyu Ramdhani Siregar terkait Operasi Tangkap Tangan KPK terhadap empat tersangka Bupati Labuhan Batu, Erik A. Ritonga, anggota DPRD Labuhan Batu, Rudi Syahputra Ritonga, dua orang pihak swasta Efendy Sahputra dan Fazar Syahputra, dalam dugaan tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji terkait proyek pengadaan barang dan jasa dari APBD Tahun 2013 dan Tahun 2014 sebesar Rp.1,4 triliun di lingkungan Pemerintah Kabupatan Labuhan Batu. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.